Tidak ada manusia yang sempurna, siapa pun orang itu.
Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali waktu ia akan jatuh juga.
Di atas bintang masih ada langit.
Semua prestasi yang dicapai manusia, pasti ada batasnya. Daya jangkau manusia selalu terbatas. Selalu saja masih di bawah standar “kesempurnaan”.
Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali waktu ia akan jatuh juga.
Di atas bintang masih ada langit.
Semua prestasi yang dicapai manusia, pasti ada batasnya. Daya jangkau manusia selalu terbatas. Selalu saja masih di bawah standar “kesempurnaan”.
Hendaknya kita semua menyadari hal itu.
Janganlah kita memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah
diri kepada perkara-perkara sederhana. Bahkan, dalam hal menerapkan
kebaikan pun, kita harus tetap realistis. Melakukannya sebisa mungkin,
sejauh yang dapat kita upayakan.
Pernah saat berkunjung ke tempat kerja
seorang kawan, terpasang sebuah tulisan di dinding yang menjadi sebuah
prinsip bekerja perusahaan itu. Begini bunyinya:
Sedapat-dapatnya lakukan semua yang baik
Sedapat-dapatnya dengan segala macam cara dan upaya
Sedapat-dapatnya di segala waktu yang ada
Sedapat-dapatnya kepada siapa saja yang kamu temui
Sedapat-dapatnya selama mungkin kamu bisa melakukannya
Saya rasa itu benar. Semangat seperti
itulah yang seharusnya kita miliki. Tidak terlalu muluk hingga tidak
terlaksana apa-apa, tetapi tidak juga menjadi malas. Melakukan apa yang
dapat kita lakukan dengan tekad “sedapat-dapatnya“. Tidak lebih dan tidak kurang dari itu.
0 komentar:
Posting Komentar